Asslmualaikum sahbat AR, hadirilah talim rutin slasa malam di rmh pa dedi fauzi blok L pkul 20.15 materi kitab kifayatul akhyar oleh Ust Ayi Ratib oleh Habib Alwi, dan akn ada pnjelasan tntang dziaroh Walisongo jumlah pserta trdaftar, rincian budget+mapping bus n pginapan. Yg sdh mndaftar ushakan dtang. Sebarkan sms ini, Wsalam..
undangan pengajian 19 april 2012
Antara Tasawuf, Hikmah dan Dukun
Tasawwuf itu adalah pelajaran menjernihkan akhlaq bathin. Sedangkan Hikmah adalah akhdzul manafi’=mengambil suatu kemanfaatan, ilmu hikmah berarti pelajaran yg menggali kemanfa’atan. Semua orang ahli hikmah, tidak terkecuali kita bahkan orang kafir sekalipun,buktinya kita minum obat atau datang ke dokter bila sakit, berarti kita ngalap manfa’at dari rahmat Alloh yg diberikan washilahnya lewat obat atau dokter. Seperti halnya Baginda Rosululloh sebagaimana diriwayatkan dalam banyak hadits bahwa seringkali beliau mengobati orang-orang dengan memberi air zamzam ataupun habbatussauda dan makhluq Alloh lainnya yg dapat dialap manfa’atnya, sebagai washilah rahmat dari Alloh.
Kemudian coba kita berfikir dan tafakkur, kita bila datang kedaerah yg dingin,biasanya memakai pakaian tebal untuk menjaga tubuh kita dari kedinginan. Itu semua bukti kita semua ahli hikmah, tidak terkecuali.
Alloh menyatakan dalam firman-Nya:”Afalaa tatafakkaruun”.
Dukun itu istilah jawa bagi seorang thobib=arab (ahli pengobatan) ataupun Dokter=indonesia umum ataupun Docter=english.
Tergantung bagaimana kita mengklasifikasikannya, dan dari sudut pandang mana kita melihat, atau bahkan bagaimana cara kita berfikir.
Masing-masing mempunyai sisi ilmiah. Namun pada umumnya,istilah dukun itu identik dengan kahin alias tukang sihir dan tenung atau santet, dan jauh dari ajaran Islam.
Tasawwuf mengajarkan agar manusia selalu ingat kepada Alloh dan selalu merasakan pengawasan Alloh,sebagaimana Rosul berkata:”Sholatkah kalian seakan-akan kalian melihat Alloh,bila kalian tidak melihat Alloh maka nyatakan bahwa Alloh melihat kalian”,hadits ini bukan berarti kita harus menggambarkan atas Dzatnya Alloh,namun Rosul memberi petunjuk agar kita selalu merasakan roja dan khouf dan hasilnya akan selalu merasa diawasi oleh Alloh didalam dan diluar sholat,dan hasilnya sholat kita menjadi “tanha ‘anil fahsyaa-i walmunkar”,karena kita selalu merasakan kedekatan Alloh sebagaimana Alloh menyatakan:”Nahnu aqrobu ilaihi min hablil wariid” dalil inipun bukanlah berarti Dzat Alloh masuk kedalam relung rongga nafas kita,BUKAN!!!! namun begitu dekatnya pengawasan Alloh dan Qudrotnya Alloh,hingga Alloh mengetahui apapun yg kita lakukan hingga apapun yg ada pada getaran hati kita,hingga Alloh pun mudah mencabut nyawa kita tanpa sulit,walau kita berlari kemana saja menghindarinya.
Ajaran Tasawwuf adalah Iman Islam Ihsan. Tingkatan manusia dalam pengamalannyapun bertahap dan terus belajar.
Dan perlu diingat: Dalam mempelajari dan pengamalan tasawwuf itu tidak boleh melepaskan syari’at. Karena bisa jadi ia terjererumus dalam kezindikan. Suatu qoidah menyatakan:”Man tafaqqoha bilaa tashowwafa faqod tafassaq, waman tashowwafa bilaa tafaqqoha faqod tazandaq” orang memakai fiqih tanpa tashowwuf mudah terjerumus dalam kefasiqan, dan orang bertashowwuf tanpa memakai fiqih akan mudah terjerumus dalam kezindikan.
Para Ulama salaf telah mengajarkan bagaimana bertashowwuf dengan benar,sebagaimana diajarkan dan ditunjukkan oleh: Imam Hasan Bashri, Imam Abu Yazid Al-Bushthomy, Imam Ma’ruf Al-Kurkhy, Syekh Habib Al-’Ajami, Imam Sirri As-Shaqthy, Syekh ‘Abdul Qodir Jailany, Syekh Bahauddin Naqshabandy, Syekh Abi Hasan Syadzily, Imam Ghozali, Imam Bukhori, Imam Muslim, Imamul Mujtahidin, Imam Nawawi, Imam Rofi’i, Imam Qusyairy, Syekh Ibnu ‘Athoillah As-Sukandary dan banyak lagi.
Oleh karenanya,pentingnya menuntut ilmu pada guru mursyid yg memiliki sanad muttashil keilmuan hingga Baginda Rosul . Agar tetap terjaga ajaran2-Nya. Karena banyak sekali disaat kini manusia-manusia yg mengklaim sebagai ahli quran atau hadits, yg padahal mereka tidak mendapatkan pengajaran dari guru yg mendapatkan disiplin ilmu dari gurunya hingga secara mutawattir muttashil sampai Baginda Rosul.
x
Langganan:
Postingan (Atom)